INDIKATOR KESEHATAN WANITA,
Terdiri dari :
A. KESEHATAN IBU DI INDONESIA
Kehamilan, persalinan dan nifas merupakan penyebabkematian, penyakit dan kecacatan pada perempuan usia
reproduksi di Indonesia. Survey
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003 melaporkan angka kematian ibu
(AKI) sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2006 sebesar
226/100.000 kelahiran hidup. Menurut WHO penyebab tingginya angka kematian ibu
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu infeksi, perdarahan dan penyulit persalinan
sedangkan 5 penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan postpartum, sepsis
puerperal, abortus, eklamsia, dan persalinan terhambat.
Rendahnya kualitas hidup sebagian besar perempuan Indonesia disebabkan oleh
masih terbatasnya wawasan, lingkungan sosial budaya yang belum kondusif
terhadap kemajuan perempuan dan belum dipahaminya konsep gender di dalam
kehidupan bermasyarakat dan berkeluarga.
Angka kematian ibu adalah
jumlah kematian ibu kerena kehamilan, persalinan, nifas dalam satu tahun
dibagi dengan jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama dengan persen atau permil.
Kasus kekerasan dalam keluarga,
perdagangan, tekanan budaya, adat istiadat, pendidikan rendah dan dominasi pria
dalam rumah tangga masih menimpa sebagian besar perempuan. Pemerintah daerah
belum memiliki kesungguhan mengangkat harkat dan keijakan perempuan secara
keseluruhan terutama menekan angka kematian ibu melahirkan.
B. KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI INDONESIA
Ada sekitar 60.861.350
remaja berusia 10-24 tahun, atau sekitar 30,2 % dari total penduduk di
indonesia
Angka pernikahan dini ( menikah sebelum usia 16 tahun) hampir dijumpai
diseluruh propinsi di indonesia. Sekitar 10 % remaja melahirkan
anakpertamanya pada usia 15-19 tahun. Kehamilan remaja akan meningkatkan
resiko kematian dua atau empat kali lebih tinggi dibandingkan perempuan yang
hamil pada usia lebih dari 20 tahun. Demikian pula resiko kematian bayi, 30%
lebih tinggi pada usia remaja dibandingkan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu
usia 20 tahun atau lebih (GOI&UNICEF,2000).
Kebayakan remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat tentang kesehatan
reproduksi dan seksualitas. Selain itu mereka juga tidak memiliki akses
terhadap pelayanan dan informasi kesehatan reproduksi, termasuk kontrasepsi.
Informasi biasanya didapat dari teman atau media yang biasanya sering tidak
akurat. Hal ini yang menyebabkan remaja perempuan rentan terhadap kematian
maternal, kematian anak dan bayi, aborsi tidak aman, IMS, kekerasan/pelecehan
seksual dll.
C. KELUARGA BERENCANA
Jumlah
penduduk Indonesia menempati urutan ke 4 terbesar setelah China, India, USA.
Faktor utama yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk adalah tingkat
kelahiran. Tingginya angka kelahiran mencerminkan kurangnya cakupan keluarga
berencana dan tujuan dari keluarga berencana yang sepenuhnya belum tercapai.
Ketersediaan dan akses
terhadap informasi dan pelayanan KB, dapat mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Jika
perempuan mempunyai akses terhadap kontrasepsi yang aman dan efektif,
diperkirakan kematian ibu menurun hingga 50 % termasuk penurunan resiko
kesehatan reproduksi yang terkait dengan kehamilan, persalinan dan aborsi tidak
aman.
Angka kesuburan umum adalah jumlah lahir hidup pertahun dibagi jumlah wanita usia subur
pertengahan tahun dalam persen /
permil.
D. INDIKATOR PENGHASILAN
Penghasilan perempuan
meningkat, maka pola pemenuhan kebutuhan akan bergeser dari pemenuhan
kebutuhan pokok saja, menjadi pemenuhan kebutuhan lain, khususnyapeningkatan
kesehatan perempuan. Penghasilan
berkaitan dengan status sosial ekonomi , dimana sering kali status ekonomi
menjadi penyebab terjadinya masalah kesehatan pada wanita.Misalnya banyak kejadian anemia
defisiensi fe pada wanita usia subur yang sering kali disebabkan kurangnya asupan
makanan yang bergizi seimbang. Anemia pada ibu hamil akan lebih memberikan
dampak yang bisa mengancam keselamatan ibu.
E. INDIKATOR PENDIDIKAN
Pendidikan
berpengaruh kepada sikap wanita terhadap kesehatan, rendahnya pendidikan
membuat wanita kurang peduli terhadap kesehatan. Mereka tidak mengenal bahaya
atau ancaman kesehatan yang mungkin terjadi terhadap diri mereka. Sehingga
walaupun sarana yang baik tersedia mereka kurang dapat memanfaatkan secara
optimal karena rendahnya pengetahuan yang mereka miliki. Kualitas sumber daya
manusia sangat tergantung pada kualitas pendidikan, dengan demikian program
pendidikan mempunyai andil besar terhadap kemajuan sosial ekonomi bangsa.
a) Angka melek huruf :
Sampai
tahun 2004, persentase perempuan yang melek huruf terus mengalami peningkatan,
meskipun persentasenya masih lebih rendah dari laki-laki. Secara rasionalangka
melek huruf sudah mencapai 87,9%, pada laki-laki sebesar 92,3% dan padaperempuan sebesar 83.5%.
b) Rata-rata lama sekolah :
Tahun efektif bersekolah
pada umur 15 tahun sebesar 7.09% dimana pada laki-laki 7,62% dan perempuan
6,57%. Angka ini akan menunjukkkan bahwa secara rata-rata pendidikan penduduk
mencapai jenjang pendidikan kelas I SLTP.
c) Jenjang pendidikan yang telah ditamatkan :
Pada tahun 2003 penduduk usia
lebih dari 10 tahun yang berpendidikan SLTP hanya sebanyak 36,21%, pada
laki-laki sebesar 39.87% dan pada perempuan 32.57%.
Kondisi ini menunjukkan bahwa taraf pendidikan perempuan belum setara dengan laki-laki, hal ini dikarenakan terbentuk kontruksi yang terbentuk dari
masyarakat.
Pendidikan yang tinggi dipandang perlu bagi kaum wanita untuk meningkatkan
taraf hidup, membuat keputusan yang menyangkut masalah kesehatan sendiri.
Seorang wanita yang lulus dari perguruan tinggi akan lebih mudah mendapatkan
pekerjaan dan mampu berprilaku hidup sehat bila dibandingkan dengan seorang
wanita yang memiliki pendidikan rendah. Meningkatnya pendidikan berdampak pada
pengalaman dan wawasan yang semakin luas, pendidikan dapat meningkatkan status
sosial dan kedudukan seorang perempuan didalam masyarakat sehingga perempuan
dapat meningkatkan aktifitas sehari-hari maupun aktifitas sosialnya. Menurut
profil klasifikasi perempuan diberbagai negara menunjukkan bahwa pendidikan,
pekerjaan dan kesehatan perempuan Indonesia dinilai sangat buruk.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Indikator Status Kesehatan Wanita
1. Sosial Ekonomi
v Kemiskinan
v Status wanita yang rendah
2. Faktor Pelayanan Kesehatan
v Faktor penolong
v Faktor sarana
v Faktor akses ke fasilitas
kesehatan
3. Faktor Personality
v Perawatan antenatal
v Paritas
v Gizi kurang
v Keselamatan kerja
4. Faktor Psikologi
v Konflik dan peran seksual
v Riwayat penyalahgunaan seksual
Berikutnya adalah menjawab pertanyaan dikolom komentar.
Pertanyaan :
- Jelaskan faktor apa saja yang bisa menyebabkan kematian ibu ?
- Jelaskan apa yang akan anda lakukan untuk memperbaiki faktor pelayanan kesehatan guna meningkatkan status kesehatan reproduksi.